Jabarexpose.id - Karawang | Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Karawang menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Karawang, Kamis (21/5/2025).
Aksi yang berlangsung sejak siang itu membawa pesan kuat: pendidikan Karawang darurat dan butuh perbaikan nyata, bukan sekadar janji politik.
Sekitar 25 mahasiswa turun ke jalan dengan membawa spanduk bernada kritik tajam, seperti "Pemkab Tidur, Sekolah Hancur" dan "Karawang Darurat Pendidikan".
Dipimpin langsung oleh Ketua GMNI Karawang, Muhamad Alfani Husen, S.I.P., para demonstran menyuarakan keresahan atas buruknya kondisi pendidikan dasar di Karawang mulai dari infrastruktur sekolah yang rusak, kurangnya fasilitas, hingga distribusi guru yang tidak merata.
Tujuh Tuntutan, Satu Tekad: Selamatkan Pendidikan Karawang
Dalam orasinya, Alfani menegaskan bahwa aksi ini lahir dari kegelisahan melihat masa depan pendidikan yang suram. GMNI mengajukan tujuh tuntutan utama, di antaranya:
* Rehabilitasi total terhadap sekolah yang mengalami kerusakan berat
* Penghapusan pungutan liar di sekolah dasar
* Distribusi guru dan fasilitas pendidikan yang adil dan merata
* Transparansi pengelolaan Dana BOS dan anggaran pendidikan
“Ini bukan sekadar soal bangunan sekolah, ini soal martabat dan masa depan generasi Karawang,” tegas Alfani.
Disdikpora Merespons, Teken Pakta Integritas
Aksi mahasiswa akhirnya direspons langsung oleh Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Disdikpora Karawang, Drs. Cecep Mulyawan, yang turun menemui massa.
Cecep menjelaskan bahwa pembangunan fisik sekolah memang berada di bawah kewenangan Dinas PUPR. Namun demikian, pihak Disdikpora tetap memikul tanggung jawab atas mutu pendidikan secara keseluruhan.
“Kami telah melakukan pendataan dan mengusulkan pembangunan ke PUPR. Mulai 2025, pembangunan dilakukan bertahap berdasarkan daerah pemilihan agar lebih merata dan terarah,” ungkapnya.
Audiensi antara GMNI dan Disdikpora yang berlangsung sejak pukul 13.20 WIB itu akhirnya membuahkan kesepakatan. Kedua pihak menandatangani pakta integritas sebagai bentuk komitmen bersama untuk memperbaiki kondisi pendidikan di Karawang.
Catatan Kritis untuk Masa Depan
Aksi ini menjadi pengingat bahwa pendidikan bukan hanya soal anggaran dan infrastruktur, melainkan juga soal keadilan, transparansi, dan masa depan anak bangsa. GMNI telah menyalakan api perubahan—sekarang giliran pemerintah untuk membuktikan komitmennya.
• Red