JABAR EXPOSE - KARAWANG | Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Karawang pada hari ini, meninjau program budidaya ikan nila salin di Balai Layanan Usaha Produksi Budidaya Perikanan (BLUPPB) Desa Pusaka Jaya Utara, Kecamatan Cilebar. Kunjungan ini menjadi bagian dari upaya pemerintah memperkuat sektor perikanan dan mendukung ketahanan pangan nasional.
Tiba di lokasi sekitar pukul 09.08 WIB, Presiden Prabowo mengendarai mobil Maung buatan Pindad setelah sebelumnya berangkat dari Hambalang menggunakan helikopter. Ia didampingi oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, bersama sejumlah pejabat kementerian terkait.
Presiden memulai kunjungannya dengan menaiki menara pandang untuk melihat tambak budidaya ikan nila salin dari ketinggian. Dalam kesempatan tersebut, ia menyaksikan langsung proses budi daya dan mendengarkan laporan teknis yang disampaikan Menteri Trenggono.
“Ikan nila salin di Karawang memiliki target produksi hingga 80-100 ton per hektare per siklus,” jelas Menteri Trenggono sambil memaparkan detail program melalui display panel interaktif di lokasi.
Sebagai simbol dukungannya, Presiden Prabowo turut menebar benih ikan nila salin ke tambak. Komoditas ini diprioritaskan secara nasional karena nilai ekonominya yang tinggi dan potensi pasar besar, baik di dalam negeri maupun untuk ekspor.
Program budidaya ikan nila salin tidak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pangan, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat setempat. Menteri Trenggono menambahkan bahwa program ini menggabungkan teknologi dan inovasi untuk meningkatkan produktivitas tambak.
“Pengembangan tambak nila salin adalah langkah strategis mendukung ketahanan pangan sekaligus membuka peluang ekonomi bagi masyarakat pesisir,” ujarnya.
Presiden Prabowo memberikan apresiasi kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) atas inisiatif ini. Menurutnya, inovasi seperti budidaya nila salin menunjukkan bagaimana sektor perikanan dapat berkontribusi signifikan dalam membangun ketahanan pangan nasional.
“Potensi ikan nila salin tidak hanya untuk perekonomian, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai negara maritim yang mandiri dalam pangan,” ujar Presiden di akhir kunjungannya.
Program ini diharapkan menjadi model bagi daerah lain, membuktikan bahwa perikanan budidaya dapat menjadi pilar penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan kedaulatan pangan Indonesia. (*)