Foto : Tiga Aktivis buruh yang mengikuti Konferensi Internasional Organisasi Buruh (ILO) di Jenewa Swiss
Jabarexpose.id - Karawang | Tiga tokoh buruh asal Karawang, Jawa Barat, menjadi wakil suara pekerja Indonesia dalam Konferensi Internasional Organisasi Buruh Dunia (ILO) yang digelar di Jenewa, Swiss, pada 2–13 Juni 2025.
Ketiganya adalah Yayan Sopian (Wakil Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara/KSPN), Rudi HB Daman (Ketua Umum Gabungan Serikat Buruh Indonesia/GSBI), dan Daeng Wahidin (Presiden Konfederasi Buruh Merdeka Indonesia/KBMI).
Kehadiran mereka dalam forum internasional prestisius ini menjadi momentum penting untuk menyuarakan berbagai persoalan krusial dunia kerja di Indonesia ke panggung global.
Tak hanya membawa aspirasi buruh dalam negeri, mereka juga memperkuat solidaritas internasional untuk memperjuangkan hak-hak pekerja di seluruh dunia.
Soroti Isu Pekerja Digital dan HAM di Myanmar
Presiden KBMI, Daeng Wahidin, secara tegas menyoroti nasib buruh sektor platform digital, khususnya yang bekerja di bawah OJK Online.
Ia menilai, kesejahteraan dan perlindungan hukum terhadap pekerja sektor ini masih sangat minim.
> “Kami hadir mewakili suara-suara yang sering tak terdengar, termasuk kawan-kawan buruh OJK Online yang kesejahteraannya masih terabaikan. Masalah ini perlu menjadi perhatian global,” ujar Daeng dalam pernyataannya di Jenewa.
Daeng juga mengangkat isu pelanggaran HAM yang dialami serikat pekerja di Myanmar, dan menyampaikan dukungan penuh terhadap kemerdekaan Palestina, yang pada Konferensi ILO kali ini telah resmi menjadi anggota ke-188.
> “Di era digital dan keterbukaan global ini, perjuangan buruh tak bisa dibatasi sekat negara. Kita harus bersatu, dari Indonesia hingga Palestina, untuk menuntut keadilan dan kemanusiaan,” tambahnya.
Ia pun berharap pemerintah baru di bawah Presiden Prabowo Subianto akan lebih berpihak pada buruh dan membangun sistem jaminan sosial yang adil dan merata.
> “Tidak ada keadilan sosial tanpa jaminan sosial,” tegas Daeng.
Buruh Desak Standar Kerja Layak dan Perlindungan Kesehatan Kerja
Senada dengan Daeng, Yayan Sopian menekankan bahwa buruh Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan dalam hal ketenagakerjaan, terutama soal upah layak, jam kerja yang manusiawi, dan kondisi kerja yang aman.
> “Kami berharap pemerintah mengambil langkah konkret dalam penerapan standar kerja layak. Praktik kerja tidak tetap perlu dikurangi, dan kualitas pekerjaan formal harus ditingkatkan,” kata Yayan.
Sementara itu, Rudi HB Daman menekankan urgensi perlindungan terhadap pekerja dari ancaman biologis dan kimia di tempat kerja, sejalan dengan agenda utama ILO 2025.
> “Keselamatan pekerja harus menjadi prioritas. Ancaman biologis dan kimia sangat nyata di berbagai sektor. Selain itu, pengaturan sektor ekonomi platform juga harus lebih adil dan menjamin hak-hak pekerja,” tegas Rudi.
Solidaritas Buruh Indonesia di Panggung Dunia
Konferensi ILO 2025 menjadi ajang strategis bagi para aktivis buruh untuk mengangkat isu-isu ketenagakerjaan Indonesia ke tingkat global.
Dengan partisipasi aktif dari para tokoh buruh seperti Yayan, Rudi, dan Daeng, Indonesia menunjukkan komitmennya dalam memperjuangkan hak-hak pekerja secara inklusif dan berkelanjutan.
Partisipasi mereka bukan hanya simbol keterlibatan Indonesia dalam diplomasi ketenagakerjaan global, tapi juga refleksi nyata bahwa suara buruh dari Karawang dan seluruh Indonesia—tak bisa lagi diabaikan.
• Red